Akibat pemberontakan dominasi kaum brahmana di India mengakibatkan.... Penemuan sudut lingkaran360 deajat oleh bangsa... Hukum yg terkenal jaman babilonia adalah.... Hurup yg di tinggalkan pada masa kerajaan mesir kuno adalah... Di kerajaan persia zoroaster yg mengajarkan bahwa kekuatan kebaikan.... Kepercayaan bangsa sumeria mengakui adanya tiga dewa yg utama yaitu... Sistem kasta dari bangsa arya adalah.... Kerajaan bablylonia d runtuhkan oleh.... Sistem kepercayaan politeisme dengan kepercayaan...... Kristeun dan islam masuk ke dataran china pada haman dinasti... Pada thun 480 sm cuba tervagi Akibat pemberontakkan dominasi sosial kaum Brahmana, lahirlah 2 ajaran lainnya, yaitu ajaran Buddha dan Jain. Penemuan sudut 360° diketahui pada zaman Sumeria Kuno setelah melihat arah perputaran matahari yg bergerak seperti lingkaran. Hukum yg paling populer pada zaman Babilonia adalah Hukum Hamurabi atau Code of Hamurabi. Huruf pada zamab Mesir Kuno adalah Huruf Hieroglif. Agama Zoroaster mengakui dan menyembah Tuhan Baik atau Ahura Mazda. 3 dewa utama, Enlil, Enki, dan Anu?. Sistem kasta bangsa Arya yaitu sama dengan sistem kasta pasa masyarakat hindu saat ini. Kerajaan Babilonia runtuh akibat serangan dari Kerajaan Persia Midian yg dipimpin oleh Raja Koresh?. Islam dan Kristen masuk pada masa kekuasaan dinasti Tang?note ? artinya ragu2, maaf kloo salah.
Islammenyebar di wilayah India dengan cara damai dan oleh para pegiat tarekat sufi Corak Tasawuf Dominasi Islamisasi di Wilayah Asia, Termasuk di India Masa Lalu | Republika Online REPUBLIKA.ID
Ilustrasi Candi Borobudur, peninggalan agama Budha. Foto UnsplashHingga saat ini, fakta bagaimana masuknya Hindu Budha ke Indonesia masih menjadi perdebatan. Berbagai pendapat bermunculan hingga melahirkan lima teori yang banyak dipercaya oleh masyarakat, yakni teori brahmana, teori waisya, teori ksatria, dan teori yang dikemukakan ahli sejarah tersebut umumnya digolongkan menjadi dua pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa Indonesia berperan pasif dalam proses masuknya Hindu Budha atau Hindunisasi. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekadar menerima budaya dan agamanya saja. Teori yang mendukung pendapat ini yaitu teori brahmana, waisya, dan pendapat kedua menyebutkan bahwa Indonesia turut aktif dalam proses penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Budha. Adapun teori yang mendukungnya adalah teori arus balik dan teori Masuknya Hindu Budha ke IndonesiaTeori Brahmana dikemukakan oleh van Leur. Ia berpendapat bahwa Hindunisasi di Indonesia disebabkan oleh peranan kaum Brahmana, golongan pemuka agama di India. Menurutnya, para penguasa mengundang para Brahmana India untuk keperluan upacara keagamaan sekaligus untuk mengangkat status sosial buku IPS Terpadu untuk SMP dan MTs Kelas VII oleh Y. Sri Pujiastuti dkk, dari lima teori yang ada, teori brahmana memiliki dasar penjelasan yang paling kuat. Ini didasarkan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha yang mayoritas menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang hanya digunakan kaum brahmana itu, kitab Veda yang menjadi kitab suci agama Hindu juga hanya boleh dibaca dan diajarkan oleh kaum brahmana. Dengan demikian, kecil kemungkinannya jika kasta lain dapat menyebarkan agama Candi Prambanan, peninggalan agama Hindu. Foto iStockLain dengan van Leur, Krom yang mengatakan bahwa kelompok yang berperan dalam penyebaran Hindu Budha di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, adalah kaum pedagang. Kaum pedagang sendiri merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan bangsa para pedagang India berlayar ke Indonesia untuk berdagang. Kemudian, ada kalanya mereka menetap lebih lama di daerah pelayarannya. Para pedagang India pun melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi. Melalui perkawinan itu, kebudayaan India yakni Hindu Buddha mulai ksatria adalah teori yang dikemukakan oleh Mujandar. Mengutip buku Sejarah Indonesia oleh Restu Gunawan dkk 2013, ia berpendapat bahwa munculnya pengaruh Hindu di Indonesia disebabkan oleh kaum ksatria atau kaum prajurit India yang diduga melarikan diri dan mendirikan kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia dan Asia belum banyak bukti-bukti yang mendukung teori ini. Belum ada ahli arkeolog yang bisa menemukan bukti-bukti adanya ekspansi dari prajurit India ke ini menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia didukung peran aktif masyarakat Indonesia. Menurut Bosch, masyarakat Indonesia tertarik dengan agama dan budaya Hindu Budha yang dibawa orang-orang para tokoh-tokoh pun mempelajari kedua agama tersebut secara langsung dengan pergi menimba ilmu ke India. Setelah kembali ke Indonesia, mereka menyebarkan ajaran agama itu kepada teori sudra, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha berawal dari para kaum sudra, yaitu budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap di Indonesia dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi. Hasilnya, pribumi pun mulai mengubah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha.
mancaritokoh pada masa daulah abbasiyah disertakan tempat kejadian, tahun lahir dan tahun wafat
Teori Brahmana – Keanekaragaman budaya di Indonesia sudah dikenal oleh banyak orang, baik itu yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri. Selain itu, keanekaragaman budaya Indonesia ada juga yang merupakan akulturasi dari budaya negara lain, salah satunya India. Kurang lebih pada abad ke-4 masehi, kebudayaan India mulai masuk ke Indonesia. Dengan masuknya budaya India ini menjadi tanda bahwa zaman pra-sejarah Indonesia mulai berakhir dan berubah menjadi zaman sejarah. Masuknya budaya India ini membawa banyak sekali hal-hal yang baru, sehingga masyarakat Indonesia perlu untuk memahami budaya-budaya India ini. Hal-hal baru yang dibawa dari kebudayaan India, seperti agama, bangunan, adat istiadat, dan lain-lain. Maka dari itu, di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah yang hampir ada di setiap pulau. Adanya peninggalan-peninggalan tersebut merupakan bukti bahwa kebudayaan India yang bercorak agama Hindu Buddha memang pernah hadir Indonesia. Berkat masuknya budaya India pada kala itu membuat Indonesia memiliki benda-benda bersejarah yang hingga saat ini beberapa peninggalan itu masih bisa kita lihat dan rasakan. Bahkan, beberapa peninggalan tersebut sudah ada yang diakui oleh dunia., sehingga bangsa dan negara Indonesia patut bangga akan pengakuan itu. Namun, hingga saat ini belum ada yang mengetahui dengan pasti bagaimana kebudayaan India bisa masuk ke Indonesia. Oleh sebab itu, ada beberapa teori yang mengatakan tentang masuknya budaya Hindu Buddha ke Indonesia. Salah satu teori itu adalah teori Brahmana yang dicetuskan oleh Van Leur. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang pengertian teori Brahmana, hingga kelebihan dan kekurangan dari teori Brahmana. Grameds, simak artikel tentang teori Brahmana ini sampai habis ya. Kasta BrahmanaPengertian Teori BrahmanaTokoh Teori BrahmanaPendukung Teori BrahmanaFaktor Penguat Teori Brahmana1. Kaum Brahmana2. Prasasti-Prasasti Peninggalan KerajaanFaktor yang Melemahkan Teori Brahmana1. Larangan Menyeberangi Lautan2. Bahasa Sanskerta dan Aksara PallawaKesimpulan Kasta Brahmana Pada saat masuknya budaya India ke Indonesia, seseorang akan dilihat atau dipandang berdasarkan kasta yang yang dimilikinya. Kasta bisa dibilang sebagai suatu “pangkat” yang dimiliki seseorang di lingkungan masyarakat atau di daerah orang tersebut tinggal. Semakin tinggi kasta yang dimiliki, maka semakin banyak orang yang akan memandang orang tersebut. Di dalam agama Hindu, kasta tertinggi dikenal dengan istilah Brahmana. Kasta Brahmana berisi orang-orang yang mengerti dan memahami ajaran agama Hindu serta mampu menyebarkan kepada orang banyak. Seseorang dengan yang sudah termasuk kategori Brahmana ini akan dipandang oleh banyak orang terutama orang-orang yang ada di suatu kerajaan atau lembaga pemerintahan. Kemampuan membaca sebuah ajaran agama Hindu Buddha yang ditulis dengan bahasa Sansekerta dan aksara Pallawa tak perlu diragukan lagi. Bahkan, pada kala itu, bisa dikatakan bahwa yang bisa membaca ajaran agama Hindu Buddha hanya seseorang dengan kasta Brahmana. Maka dari itu, seseorang dengan kasta Brahmana dipercaya untuk memimpin suatu acara adat yang berkaitan dengan ajaran agama Hindu Buddha. Kasta Brahmana ini bisa dikatakan sebagai kasta yang cukup krusial karena tanpa adanya kasta ini akan ada banyak orang yang tidak mengerti ajaran agama Hindu Buddha. Jika hal seperti itu terjadi, maka penyebaran agama Hindu Buddha tidak akan berjalan dengan lancar. Selain itu, seseorang dengan kasta yang lebih rendah akan kesulitan untuk belajar ajaran agama Hindu atau Buddha, sehingga ia tidak bisa memperoleh kasta yang lebih tinggi. Meskipun bisa membaca ajaran agama Hindu Buddha bukan berarti seseorang dengan kasta tertinggi ini sombong kepada orang lain. Jika banyak orang dengan kasta Brahmana mulai menyombongkan diri, maka kesan baik terhadap kasta Brahmana akan luntur atau hilang. Pengertian Teori Brahmana Brahmana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI berarti kasta pendeta agama Hindu atau kasta tertinggi dalam agama Hindu atau orang yang masuk golongan pendeta dalam agama Hindu. Berdasarkan KBBI, kaum Brahmana termasuk orang-orang yang memiliki kemampuan cukuo cerdas karena mampu membaca ajaran agama Hindu, menyebarkan ajaran agama Hindu, Menjelaskan kepada orang-orang, baik itu penguasa atau rakyat jelata tentang adab dan adat istiadata agama Hindu. Oleh sebab itu, seseorang yang memilki kasta Brahmana akan dipandang lebih tinggi oleh kebanyakan orang pada masa itu. Teori Brahmana ini adalah teori seputar masuknya agama dan kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia. Berdasarkan teori ini, agama dan kebudayaan Hindu Buddha masuk melalui orang-orang yang memiliki kasta Brahmana. Pada zaman dulu, datangnya mereka ke Indonesia karena mendapatkan undangan dari para penguasa Indonesia. Teori Brahmana ini dicetuskan oleh seseorang peneliti sejarah yang bernama Jacob Cornelis Van Leur. Ia lebih dikenal dengan nama Van Leur. Van Leur menggunakan prasasti-prasasti yang menjadi peninggalan-peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha sebagai landasan atau dasar dari terciptanya teori Brahmana. Kemampuan beliau dalam membaca bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa sangat hebat, sehingga mampu mengungkapkan fakta tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu Buddha. Padahal Van Leur bukanlah seseorang yang berasal dari India atau memiliki keturunan India. Teori ini semakin diperkuat dengan adanya ajaran agama Hindu yang mengatakan bahwa ajaran agama Hindu hanya boleh dipelajari dan dipahami oleh orang-orang yang berkasta Brahmana. Bahkan, dari ajaran agama Hindu juga mengatakan bahwa yang berhak menyebarluaskan ajaran agama Hindu harus orang yang memiliki kasta Brahmana. Hal ini dikarenakan golongan Brahmana mampu membaca ajaran agama Hindu yang menggunakan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa. Dalam agama Hindu golongan Brahmana ini bisa dikatakan sebagai golongan yang memiliki andil atau sangat berperan dalam penyebaran agama Hindu, baik di negara lahirnya agama Hindu India atau di negara-negara lain, seperti Indonesia. Pada zaman dahulu, para Brahmana yang berasal dari India didatangkan langsung oleh kepala suku atau raja untuk melaksanakan atau menggelar upacara Vraytastoma. Vratyastoma adalah upacara yang diselenggarakan dengan tujuan untuk “menghindukan” seseorang. Maka dari itu, saat Nusantara Indonesia masih berisi kerajaan-kerajaan Hindu Budha, para raja memanggil Brahmana untuk mengajarkan sekaligus menyebarkan ajaran agama Hindu Buddha di tanah Nusantara. Bukan hanya mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama Hindu Buddha saja, tetapi golongan Brahmana diberikan kepercayaan untuk menyelenggarakan upacara penobatan raja yang dikenal dengan istilah abhiseka. Pada zaman dahulu, para Brahmana bukan hanya diberikan kepercayaan untuk mengajarkan dan menyebarkan agama Hindu Buddha saja, tetapi mereka juga diberikan kepercayaan sebagai penasehat kerajaan. Dalam hal ini, penasehat kerajaan itu, seperti dalam bidang pemerintahan, bidang perundang-undangan, peradilan, dan lain-lain. Tokoh Teori Brahmana Teori Brahmana yang merupakan teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia ini diecetuskan oleh seseorang yang ahli dalam bidang sejarah dan ia bernama Jacob Cornelis Van Leur. Beliau bisa dikatakan sebagai seseorang yang cukup aktif dalam membuat karya tulis yang berisi tentang sejarah. Bahkan, ia mampu menulis karya tulis yang cukup fenomenal dan sudah diterbitkan ke dalam bentuk media cetak dan majalah pada saat itu. Karya tulis yang ditulisnya sudah mencapai puluhan, bahkan mendekati 50 artikel. Dalam kurun waktu 13 tahun, beliau sudah mampu menulis artikel sejarah sebanyak 44 artikel. Jacob Cornelis Van Leur namanya sering dikenal dengan sebutan Van Leur. Pada tahun 1908, ia lahir di Utrecht, Belanda, sehingga ia juga dikenal sebagai sejarawan asal negeri kincir angin, Belanda. Kecerdasan yang dimiliki oleh Van Leur bukan hanya dalam bentuk artikel, tetapi ia mampu menyelesaikan studinya di Universitas Leiden, Belanda dengan membuat desertasi dengan judul Eenige Beschouwingen Betreffende den ouden Aziatischen Handel. Disertasi yang ditulis pada tahun 1934 ini sangat dikenal oleh kalangan sejarawan dan sering dijadikan sebagai acuan atau landasan penelitian perdagangan pada zaman dahulu. Setelah kelulusannya dari Universitas Leiden di Belanda, Jacob Cornelis Van Leur atau Van Leur datang ke Indonesia dengan membawa ilmu-ilmu yang dimilikinya. Saat pertama kali datang ke Indonesia, beliau mendapatkan pekerjaan sebagai kontrolir di Tulungagung, Jawa Timur. Setelah selesai bertugas sebagai kontroler, ia bekerja sebagai pejabat di Algemeene Secretarie yang letaknya ada di Bogor. Hingga akhirnya Van Leur diangkat menjadi seorang perwira Angkatan Laut Belanda. Kembali lagi ke dalam karya tulis Van Leur. Hampir semua karya tulis yang pernah dibuatnya banyak dipengaruhi dengan pemikiran ahli sosilogi yang berasal dari Jerman yang bernama Max Weber. Oleh sebab itu, hampir semua karya tulisnya menggunakan pendekatan sosiologi Max Weber. Beliau juga mengungkapkan bahwa dalam penulisan sejarah Indonesia perlu menggunakan sudut pandang dari bangsa Indonesia itu sendiri dan ia juga mengatakan bahwa dalam membuat karya tulis sejarah Indonesia harus menggunakan penelitian lapangan. Berkat hasil pemikiran Van Leur tersebut, penulisan sejarah Indonesia pada saat itu menjadi memiliki sudut pandang baru. Dari sudut pandang baru itulah melahirkan sebuah istilah historiografi Indonesiasentris. Dalam sudut pandang baru yang diungkapkan oleh Van Leur ini dapat diartikan bahwa dalam menulis sejarah Indonesia bukan hanya berdasarkan dari sudut pandang Belanda atau golongan kolonial saja, penulis sejarah Indonesia harus melihat dari sudut pandang bangsa dan negara Indonesia. Pemikiran tentang sudut pandang baru dalam penulisan sejarah Indonesia yang dipelopori oleh Van Leur muncul karena ia mengkritik tentang penulisan sejarah perdagangan yang dilakukan di Nusantara hanya berdasarkan dari sudut pandang Belanda atau kaum kolonial saja. Semua kumpulan tulisan yang berisi tentang kritikan-kritikan itu dimuat dalam sebuah buku dengan judul Indonesian Trade and Society Essays in Asians and Economic History. Dari buku Van Leur, kita dapat melihat semua tentang pelayaran dan perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat lokal selama VOC berkuasa. Kumpulan esai itu dibukukan setelah ia meninggal dunia dalam pada usia 34 tahun. Van Leur meninggal dunia pada tahun 1942 saat melakukan peperangan dengan Jepang di Laut Jawa, kapal yang ditumpanginya ditembak dan ditenggelamkan oleh tentara Jepang. Meskipun Van Leur sudah meninggal dunia, tetapi semua karya tulisnya masih akan terus dikenang, bahkan tak sedikit juga yang menjadikan karya tulis Van Leur sebagai landasan atau dasar untuk menulis sebuah sejarah Indonesia terutama sejarah perdagangan Indonesia pada saat VOC berkuasa. Pendukung Teori Brahmana Teori yang dibuat oleh Van Leur didukung oleh seorang ahli sejarah sekaligus arkeolog yang bernama Frederik David Kan Bosch atau sering disapa dengan nama Bosch. Bosch sangat setuju dan mendukung teori Brahmana yang dibuat oleh Van Leur karena Bosch juga beranggapan bahwa kaum Brahmana diundang untuk datang ke Nusantara oleh para penguasa atau para raja. Bahkan, para Brahmana yang datang ke Nusantara disambut baik oleh para penguasa atau raja. Sambutan itu dibuktikan dengan pemberian sebuah kedudukan atau jabatan bagi para Brahmana di keraton-keraton atau kerajaan-kerajaan, seperti purohita atau penasihat sang raja. Pemberian jabatan itu bukan tanpa alasan karena para Brahmana memiliki kemampuan dalam membaca ajaran agama Hindu Buddha yang di mana akaran itu ditulis menggunakan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa. Frederik David Kan Bosch juga beranggapan bahwa golongan Brahmana ini bisa sampai ke pulau-pulau Nusantara karena sudah melewati jalur laut. Dengan kata lain, para Brahmana menggunakan kapal-kapal dagang agar sampai ke tanah Nusantara. Faktor Penguat Teori Brahmana Teori Brahmana ini memiliki beberapa faktor penguat, di antaranya 1. Kaum Brahmana Kaum Brahmana merupakan tingkatan tertinggi dalam kasta agama Hindu. Seseorang yang sudah menjadi kaum Brahmana berarti sudah mampu mempelajari ajaran agama Hindu. Bukan hanya mempelajari ajaran agama Hindu, tetapi kaum Brahmana sudah dapat mengartikan ajaran-ajaran agama Hindu yang ada di dalam kitab weda. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh kaum Brahmana itu menguatkan bahwa teori Brahmana benar adanya. Hal ini dikarenakan berkat kemampuannya, para Brahmana dipercaya oleh para raja zaman dahulu untuk menyebarkan ajaran agama Hindu dan dijadikan sebagai penasehat kerajaan. 2. Prasasti-Prasasti Peninggalan Kerajaan Kebenaran dari teori Brahmana ini semakin kuat kebenarannya karena semua fakta-fakta yang ada di teori ini diambil dari prasasti-prasasti peninggalan kerajaan. Prasasti-prasasti bekas peninggalan kerajaan bisa dikatakan sebagai catatan yang ditulis oleh anggota kerajaan pada saat itu, sehingga kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan. Terlebih lagi, hampir semua prasasti ditulis menggunakan bahasa Sanskerta atau aksara Pallawa yang di mana semua tulisan itu digunakan pada zaman kerajaan. Faktor yang Melemahkan Teori Brahmana Selain memiliki faktor penguat, teori Brahmana juga memiliki faktor yang dapat melemahkan, yaitu 1. Larangan Menyeberangi Lautan Teori Brahmana menjadi lemah karena di agama Hindu ada sebuah aturan yang melarang kaum Brahmana untuk menyeberangi lautan. Seseorang yang sudah mendapatkan kasta Brahmana jika melanggar aturan tersebut, maka orang tersebut akan kehilangan kasta Brahmana. Jika kasta Brahmana sudah tidak melekat pada diri seseorang, maka orang tersebut hanya menjadi rakyat biasa. 2. Bahasa Sanskerta dan Aksara Pallawa Sementara Bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa yang ada di dalam kitab weda merupakan faktor yang dapat melemahkan teori Brahmana. Hal ini dikarenakan bahasa dan aksara tersebut tidak dapat dibaca oleh para raja, sehingga untuk memahami makna dari bahasa dan aksara tersebut memerlukan kemampuan Brahmana. Kesimpulan Dengan teori Brahmana ini kita bisa mengetahui bahwa masuknya Hindu Buddha bisa terjadi karena ada kaum Brahmana yang dipanggil oleh kerajaan untuk mengajarkan atau menyebarkan ajaran agama Hindu Buddha. Kaum Brahmana ini merupakan orang-orang yang cukup dipandang dalam lingkungan masyarakat terutama dalam kerajaan pada saat itu. Pencetus dari teori Brahmana merupakan seorang sejarawan yang sangat dikenal dengan kemampuannya dalam membuat karya tulis dan ia sering dikenal dengan nama Van Leur. Berkat kemampuannya dalam menulis, ia membuat pemikiran baru tentang penulisan sejarah Indonesia bukan hanya menggunakan sudut pandang Belanda, tetapi yang harus menggunakan sudut pandang bangsa Indonesia atau masyarakat lokal. Sumber Dari berbagai macam sumber ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien WakilPresiden Jusuf Kalla menyebutkan percobaan kudeta di Turki karena peran tentara yang dominan di pemerintahan. Berlangganan Login Jumat, 14 Januari 2022- Diperkirakan agama Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad ke-4 atau ke-5. Ada banyak teori yang menjelaskan mengenai awal mula masuknya agama Hindu ke Indonesia. Salah satunya adalah teori Brahmana. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, brahmana berarti kasta pendeta atau kasta tertinggi dalam agama bagaimana penyebaran agama Hindu di Indonesia menurut teori Brahmana? Baca juga Ciri-ciri Candi yang Bercorak Hindu Agama Hindu dibawa kaum Brahmana Menurut teori Brahmana, masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana, yakni golongan yang menguasai segala ajaran, adat, pengetahuan, dan keagamaan agama Hindu. Sebab, kaum Brahmana datang ke wilayah Indonesia atas undangan para raja di Indonesia awal abad masehi. Berdasarkan kemampuan yang lebih dalam mengenai agama Hindu, para ahli sejarah meyakini bahwa golongan Brahmana yang berperan penting dalam menyebarkan agama Hindu di Indonesia. Adapun pencetus teori Brahmana adalah seorang ilmuwan asal Eropa bernama van agama Hindu, kaum Brahmana dipandang sebagai golongan yang paling tahu dan paham soal agama Hindu. Oleh sebab itu, penyebaran ajaran Hindu dapat dikatakan sudah menjadi tugas kaum Brahmana. Selain itu, berdasarkan temuan sejarah mengenai prasasti di Indonesia yang menggunakan Bahasa Sansekerta dianggap sama dengan bahasa di India. Baca juga Tiga Dewa Tertinggi dalam Agama Hindu Bahasa Sansekerta merupakan bahasa kelas tinggi dalam kebudayaan Hindu dan tidak semua orang mampu membaca atau menuliskannya. Hanya golongan Brahmana yang menguasai bahasa Sansekerta. Oleh karena itu, kemungkinan besar kaum Brahmana yang menyebarkan ajaran Hindu di Nusantara. Akan tetapi, terlepas dari bukti-bukti yang muncul, ada juga pihak yang menentang teori Brahmana ini. Hal ini berkaitan dengan ajaran Hindu yang menyebutkan bahwa kaum Brahmana dilarang untuk menyebrangi lautan dan meninggalkan tanah airnya. Jika hal itu terjadi, maka kaum Brahmana akan kehilangan hak kastanya sebagai seorang Brahmana. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
DuniaIslam kontemporer dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M. [1] India adalah negeri yang memiliki wilayah yang luas dan terdiri atas banyak bangsa, bahasa, dan agama. kaum muslimin telah menaklukannya dan mendirikan kerajaan di ibukota Dhelhi, lalu kekuasaannya meluas. Namun, kemudian terpecah menjadi negeri-negeri kecil yang terpecah Urut-urutan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari warisan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-hamba allah nan adv amat di India lega jamam dahulu telah mempunyai kebudayaan nan panjang. Salah suatu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Pusaka tersebut erat hubungannya dengan ajaran Weda, karena sreg jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap Dewa-dewa. Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 1500 musim sebelum Kristen, sesudah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke lembang tinggi Dekkan. nasion Arya mutakadim punya peradaban tinggi, mereka menyembah Batara-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Kendatipun Dewa-betara itu banyak, namun semuanya yakni manifestasi dan perwujudan Allah Nan Maha Tunggal. Tuhan nan Khusus dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib kalimantang semesta, yang disebut “Rta”. Pada jaman ini, publik dibagi atas kabilah Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra. Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kabilah Brahmana amat besar lega semangat keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan upeti manusia kepada para Dewa puas waktu itu. Jaman Brahmana ini ditandai lagi mulai tersusunnya “Tata Cara Seremoni” beragama yang terkonsolidasi. Kitab Brahmana, yaitu kitab nan menguraikan tentang hidangan dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Cara Formalitas agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan nan termuat di n domestik ayat-ayat Kitab Suci Weda. Sedangkan puas Jaman Upanisad, nan dipentingkan tidak hanya rendah pada Seremoni dan Hidangan saja, akan saja bertambah meningkat puas warta bathin yang lebih tinggi, yang bisa membuka tabir rahasia tunggul gaib. Jaman Upanisad ini merupakan jaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu jaman insan berfilsafat atas radiks Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi-tinggi, nan kemudian dikembangkan pula sreg wangsit Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan perumpamaan Tri Murti menjadi publik. Lebih jauh, lega Jaman Budha ini, dimulai momen putra Raja Sudhodana yang bernama “Sidharta”, menafsirkan Weda dari sudut logika dan melebarkan sistem yoga dan semadhi, andai jalan bikin menghubungkan diri dengan Tuhan. Agama Hindu, berbunga India Selatan hambur sampai keluar India menerobos beberapa cara. Berusul sekian arah penyiaran ramalan agama Hindu sampai sekali lagi di Nusantara. kaumbrahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan. Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha lahir dan berkembang di India. Lewat hubungan dagang, agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. akhirnya masuk ke Indonesia. 2. Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha memunculkan Pemberontakan Nambi (1316) karena ambisi ayahnya Aria Wiraraja.